Koleksi foto digital anda memuat informasi lebih
dari sekedar gambar kenangan yang terlihat kasat mata. Kapan foto tersebut
diciptakan, nama dan tipe kamera yang digunakan bahkan keaslian foto pun dapat
terungkap dengan detil. Informasi tersebut dapat anda temukan dalam metadata
yang terdapat dalam foto digital. Standar metadata foto digital yang umumnya
dapat dibaca oleh perangkat lunak pengolah gambar adalah EXchangeable
Image File Format (Exif).
Definisi metadata menurut Wikipedia (2016) adalah
informasi terstruktur yang mendeskripsikan, menjelaskan, menemukan, atau
setidaknya menjadikan suatu informasi mudah untuk ditemukan kembali, digunakan,
atau dikelola.
Mengapa metadata penting dalam pengembangan perpustakaan digital?
Menurut Alice Tani et al. (2013) “Metadata
is a key element in the digital library domain. Actually, such a kind of data
has characterized this domain since the beginning and for a long time it has
been – in some cases this is still the case – the sole data digital library and
repository systems have been requested to manage since they act as placeholders
for real resources. Because of this core role, metadata quality is a characteristic
that is directly associated with the digital library value and effectiveness,
e.g., if metadata quality is poor so is the discovery of digital library
information objects”. Metadata merupakan elemen kunci di dalam domain
perpustakaan digital. Karena peran inti tersebut kualitas metadata menentukan karakterisitik
yang dihubungkan dengan nilai dan efektifitas perpustakaan digital. Dalam
kutipan tersebut diatas dapat dipahami bahwa metadata berperan dalam
penelusuran informasi dalam perpustakaan digital.
Saat ini ada 20 standar metadata yang umum digunakan
oleh perpustakaan, lembaga kearsipan, museum dan lembaga informasi
lainnya. Standar metadata tersebut
antara lain adalah DC (Dublin Core), AACR 2 (Anglo-American Cataloguing Rules),
EAD (Encoded Archival Description),
TEI (Text Encoded Initiative), METS (Metadata Encoding and Transmission Standard),
MODS (Metadata Object Description Schema),
LOMS (Learning Object Metadata), AGLS
(Australian Government Locator Service),
ONIX (ONline Information eXchange), Darwin Core, CDWA Lite (Categories For The Description of Works of
Art), CIDOC CRM (Conceptual Reference
Model), Copyright Metadata, IPTC Core (International
Press Telecommunications Council), MARC 21 (MAchine Readable Cataloging), NISO Metadata (National Information Standards Organization), MCDI (Multimedia Content Description Interface),
GILS (Global Information Locator Service),
GEM (Gateway to Educational Materials)
dan DDI (Data Documentation Initiative).
DC
merupakan metadata yang paling umum digunakan yang terdiri dari 15 fields
terdiri dari judul, subject, deskripsi, creator, penerbit, contributor,
tanggal, jenis, format, identifier, sumber, Bahasa, hubungan, cakupan, hak
cipta. DC berkembang mulai Tahun 1995 dalam sebuah pertemuan di Dublin Ohio
yang membahas metadata untuk jaringan informasi secara elektronik.
AACR
2
dirancang untuk digunakan dalam pembuatan catalog di perpustakaan. Aturan
mencakup deskripsi, dan penyediaan jalur akses untuk semua bahan pustaka yang
biasa dikumpulkan pada saat ini. Pada edisi kedua AACR peraturannya didasarkan
pada rekonsiliasi teks Inggris dan Amerika Utara pada edisi Tahun 1967. Gaya
yang dikembangkan pada umumnya sesuai dengan Chicago Manual of Style dengan ejaan dari Webster’s New International Dictionary.
EAD
adalah metadata kosakata utama digunakan dalam komunitas arsip Englishspeaking.
Seperti halnya VRA Core, EAD dikembangkan oleh para ahli yaitu Society of American Archivists, dan The Library of Congress hosts EAD’s public
documentation. Arsip cenderung berurusan dengan koleksi yang bersifat
materi yang sering disebut Fonds, tetapi tidak menggambarkan item fisik atau
digital. Sebaliknya, di dalam arsip mendeskripsikan praktik multi-level yang memahami bahwa sumberdaya koleksi
digambarkan secara keseluruhan kemudian,
secara optional, disubkategorikan dengan lebih detil deskripsinya.
TEI
adalah adalah bahasa pemrograman markup
language yang dapat dibaca mesin dari semua jenis teks termasuk prosa,
ayat, teks, transkrip kata yang diucapkan dalam pertunjukan, kamus, dan naskah
dan sumber-sumber primer lainnya. TEI merupakan markup language yang luar biasa besar sehingga tidak dirancang untuk digunakan secara
keseluruhan dalam pelaksanaannya.
METS
adalah standar untuk pengkodean deskriptif, administrasi, dan struktur metadata
mengenai objek dalam perpustakaan digital. METS menggunakan bahasa skema XML
dari World Wide Web Consortium. Standar
METS dipertahankan dalam Pengembangan Jaringan dan MARC Standards Office of the Library of Congress, dan sedang
dikembangkan sebagai sebuah inisiatif dari Digital
Library Federation.
MODS
adalah Skema XML untuk minat khusus
informasi bibliografi perpustakaan. Elemen dan atributnya berupa tanda
berbahasa Inggris, yang dipengaruhi oleh tanda format MARC. MODS mengandung skema
yang bisa mewakili sebagian semantik MARC tapi dinilai paling ramah untuk
aplikasi berbasis dan ruang lingkup XML .
LOM
adalah model data, biasanya dikodekan dalam XML, digunakan untuk menggambarkan
objek pembelajaran dan sumber daya yang sama digital yang digunakan untuk
mendukung pembelajaran.
AGLS
adalah seperangkat standar metadata yang bersifat deskriptif untuk meningkatkan
visibilitas dan ketersediaan sumber daya online. AGLS diterbitkan sebagai standar
metadata Australia AS 5044-2010. Tipe 2010 merupakan revisi yang menggantikan
AS 5044-2002 AGLS Metadata Element Set
dan berganti nama menjadi AGLS Metadata
Standard. Versi revisi ini memperhitungkan perubahan yang diperkenalkan
oleh Dublin Core Metadata Initiative
(DCMI) pada Januari 2008. Hal ini juga membuat perubahan teknis untuk mendukung
data terkait dan proyek Semantic Web
yang mengakui bahwa internet tidak lagi hanya media untuk mempublikasikan dokumen
yang dapat dibaca manusia.
ONIX
adalah
format metadata tingkat lanut yang umumnya digunakan dalam sector industri e-commerce.
ONIX ditulis dalam bahasa program XML.
ONIX terdiri dari tiga format yaitu untuk buku, terbitan berkala, dan lisensi
publikasi. Dengan Menggunakan ONIX untuk format dokumen Buku XML, penerbit
dapat memberikan metadata rinci tentang produk mereka ke bagi ritel.
Darwin
Core
merupakan standar metadata yang meliputi daftar istilah, yang biasa disebut sifat,
unsur, bidang, kolom, atribut, atau konsep,
bertuuan untuk memudahkan berbagi informasi tentang keanekaragaman
hayati dengan menyediakan definisi referensi, contoh dan komentar. Darwin Core
didasarkan pada taxa yang
didokumentasikan oleh pengamatan, specimen, sampel dan informasi yang terkait. Termasuk
dalam Darwin Core adalah dokumen yang menjelaskan bagaimana hal ini dikelola,
bagaimana set istilah dapat diperpanjang untuk tujuan baru, dan bagaimana hal
ini dapat digunakan.
CDWA
adalah adalah seperangkat pedoman standar pedoman metadata untuk deskripsi
seni, arsitektur, dan karya budaya lainnya. CDWA juga menyediakan kerangka
kerja dimana sistem informasi seni yang ada dapat dipetakan, di mana sistem
baru dapat dikembangkan, atau di mana data yang dapat dihubungkan di lingkungan
terbuka.
CIDOC
CRM
memberikan definisi dan struktur formal untuk menggambarkan konsep implisit dan
eksplisit dan hubungan yang digunakan dalam dokumentasi warisan budaya. ClDOC
CRM ini dimaksudkan untuk mempromosikan pemahaman bersama tentang informasi
warisan budaya dengan menyediakan kerangka kerja semantik yang umum dan
extensible bahwa setiap informasi warisan budaya dapat dipetakan.
IPTC
Photo Metadata adalah adalah standar yang paling
banyak digunakan untuk menggambarkan foto, yang telah diterima secara universal
di antara kantor berita, fotografer, agensi foto, perpustakaan, museum, dan
industri terkait lainnya. Struktur IPTC mendefinisikan sifat metadata yang
memungkinkan pengguna untuk menambahkan data yang tepat dan dapat diandalkan
tentang gambar.
MARC
21
merupakan Bahasa metadata yang paling banyak digunakan di masyarakat
perpustakaan jauh mendahului XML dan RDF. Pertama kali dikembangkan pada Tahun
1968 sebagai proyek percontohan di Library of Congress yang bereksperimen
dengan mendistribusikan informasi pada kartu katalog untuk perpustakaan dalam
format yang dapat dibaca oleh mesin. Sejak itu MARC 21 telah mengakar sebagai
format metadata yang mendasari katalog perpustakaan online dan jalan bagi
perpustakaan untuk saling berbagi satu sama lain.
NISO
Metadata merupakan pengembangan dan pemeliharaan standar yang memfasilitasi
penciptaan, keberlanutan manajemen, dan pertukaran informasi yang efektif sehingga
dapat dipercaya untuk digunakan dalam penelitian dan pembelajaran. Untuk mencapai
tujuannya NISO melibatkan perpustakaan, penerbit, agregator informasi, dan
organisasi lain yang mendukung pembelajaran, penelitian, dan beasiswa melalui
penciptaan, organisasi, manajemen, dan kurasi pengetahuan.
GILS
adalah standar terbuka untuk mencari deskripsi informasi dasar. GILS memberikan
pengguna cara sederhana untuk menemukan informasi. Deskripsi tersebut dapat
dimasukkan ke dalam dokumen Web dengan alat-alat seperti TagGen, yang dihasilkan dari database dengan alat seperti MetaStar dan Microsoft Access; atau diedit oleh catalogers dan hanya disimpan sebagai dokumen.
GEM
merupakan
pengembangan dan penyebaran seperangkat metadata elemen dan menyertai prosedur
penggunaannya. Tujuan Gem adalah mendefinisikan profil metadata semantik yang
kaya dan domain-spesifik kosakata perlu dikendalikan dengan deskripsi materi
pendidikan di WWW, mengembangkan sintaks
yang solid dan praktik baik yang ditentukan untuk aplikasi dengan menggunakan
spesifikasi HTML, mendesain dan menerapkan satu set alat untuk mengambil metadata
yang disimpan sebagai tanda meta HTML dan mendorong desain dari sejumlah
antarmuka prototipe untuk metadata GEM.
DDI
adalah satu set elemen besar standar metadata yang dirancang untuk
menggambarkan data dalam sosial, perilaku, dan ilmu ekonomi. DDI terstruktur
dengan fitur pada setiap fase penelitian termasuk studi konsepsi, pengumpulan
data, analisis, normalisasi, dan pengarsipan data. DDI telah menjadi standar
utama dalam disiplin ilmu dan berkembang sebagai komunitas riset, manajemen
data, penyebaran dan pengelolaan data penelitian.
Menurut Manggala Anil Hirwade (2011) “The findings revealed that various metadata
standards have been designed to serve different purposes like describing text,
image, video, manuscripts, etc. For serving these purposes, it consists of
different elements having varying status in each metadata standard”.
Hirwade mengungkapkan bahwa berbagai standar metadata telah dirancang untuk
melayani tujuan yang berbeda seperti menggambarkan teks, gambar, video,
manuskrip, dan lain-lain. Untuk melayani
tujuannya ini, metadata terdiri dari unsur-unsur yang berbeda memiliki status
yang berbeda-beda di setiap standarnya. Hirwade (2011) telah meneliti 20 standar metadata
berdasarkan bahasa yang digunakan untuk encoding, atribut intrinsic metadata
yang menggambarkan koleksi, akses dan persyaratan dan ketentuan.
Standar
metadadata berdasarkan bahasa yang digunakan untuk encoding
Bahasa pemrograman untuk encoding yang digunakan
metadata pada umumnya adalah HTML, XML, SGML, XrML, ODRL dan SMIL. Dari beberapa
bahasa tersebut yang paling banyak digunakan adalah XML.
Atribut
format metadata yang menggambarkan koleksi (bagian 1)
Atribut metadata mengungkapkan karakteristik elemen
metadata. Analisis koleksi atribut menunjukkan bahwa judul dan elemen penulis
yang hadir dalam setiap standar. Sementara identifier dan penerbit adalah
elemen kedua yang disukai. Sementara yang paling sedikit adalah elemen yang
menggunakan relasi, bahasa dan edisi.
Atribut format metadata yang menggambarkan koleksi
(bagian 2)
Atribut
metadata yang menggambarkan akses
Mayoritas
akses standar metadata yang paling banyak digunakan adalah server port dan date
element.
Atribut
metadata yang menggambarkan persyaratan dan ketentuan
Atribut ini menggambarkan standar metadata yang
mewakili pemegang otoritas yang tepat, kondisi akses (Baik yang berbayar maupun
gratis), kondisi yang mengatur reproduksi, bahasa dokumen, dan karakteristik
fisik dari dokumen.
Menurut Manggala Anil Hirwade (2011) dari 20 standar
metadata yang diteliti telah ditemukan
bahwa DC, AACR2, METS, dan MODS adalah standar metadata yang umum digunakan.
MARC 21, GEM dan LOM digunakan untuk menggambarkan materi pendidikan dan
pembelajaran benda. TEI dan DDI digunakan untuk menggambarkan objek tekstual.
GILS dan AGLS digunakan dibuat oleh departemen
dan lembaga dalam pemerintah. EAD digunakan untuk digunakan untuk menggambarkan
arsip dan naskah dan untuk mengkodekan data menggambarkan catatan perusahaan
dan makalah pribadi. IPTC menggambarkan foto gambar untuk kantor berita dan
berita vendor industri dan NISO MIX untuk gambar diam digital. Setiap standar
metadata telah dirancang dengan tujuan yang spesifik misalnya untuk domain tertentu
atau proyek tertentu. Hirwade menemukan bahwa Jenis standar metadata yang
dipilih tergantung pada jenis dan ukuran dokumen. Pada umumnya penggunaan
standar tunggal seringkali menemui kegagalan dalam memenuhi kebutuhan metadata.
Kadang-kadang, jika suatu standar telah dipilih kemudian tidak mengandung beberapa
elemen yang diperlukan, unsur-unsur tersebut bisa ditempatkan dalam grup yang
bersifat opsional untuk memenuhi kebutuhan untuk elemen lainnya. Oleh karenanya
penggunaan kombinasi dua atau lebih standar akan mendapatkan hasil yang lebih
baik.
Pendapat senada mengenai kombinasi standar metadata
diungkapkan oleh Ida Fajar Priyanto (2017), bahwa skema metadata tunggal
mungkin tidak dapat memenuhi kebutuhan, tergantung dari jenis koleksi
perpustakaan digital. Oleh karenanya kombinasi skema metadata akan mampu
memenuhi kebutuhan. Priyanto menambahkan standar metadata yang baik yaitu memenuhi kebutuhan dan standar masyarakat
yang dilayani, mendukung interoperabilitas, ada authority control dan content
standards untuk menjelaskan objek, mencantumkan statement of the conditions and
terms yang jelas tentang penggunaan objek digital, mendukung manajemen jangka
panjang dan kurasi serta preservasi objek.
Demikian komparasi standar metadata yang merupakan jalan untuk
penyebarluasan sumber daya koleksi perpustakaan digital kepada khalayak luas di
era informasi dewasa ini.
Referensi
American
Library Association. (2006). About AACR. Diambil 22 Februari 2017, dari
http://www.aacr2.org/about.html
Anil
Hirwade, M. (2011). A study of metadata standards. Library Hi Tech News,
28(7), 18–25. https://doi.org/10.1108/07419051111184052
Biodiversity
Information Standards. (2015). Darwin Core. Diambil 22 Februari 2016, dari
http://rs.tdwg.org/dwc/
F.
Priyanto, I. (2017). Metadata Perpustakaan Digital. Dipresentasikan pada
Materi Kuliah Perpustakaan Digital Sesi 2, Yogyakarta.
Getty
Trust, J. P. (2014). Categories For The Description of Works of Art. Diambil 22
Februari 2017, dari
http://www.getty.edu/research/publications/electronic_publications/cdwa/
GILS.
(2017a). About - a powerful, new way to find information. Diambil 22 Februari
2017, dari http://www.gils.net/about.html
Hillmann,
D. (2005). Using Dublin Core - The Elements. Diambil 22 Februari 2017, dari
http://dublincore.org/documents/usageguide/elements.shtml
International
Council Of Museums. (2016a). What is the CIDOC CRM. Diambil 22 Februari 2017,
dari http://cidoc-crm.org/
International
Press Telecommunications Council. (2017b). IPTC Photo Metadata Standard.
Diambil 22 Februari 2017, dari
https://iptc.org/standards/photo-metadata/iptc-standard/
Library
of Congress. (2016b). METS Metadata Encoding & Transmission Standard.
Diambil 22 Februari 2017, dari http://www.loc.gov/standards/mets/
National
Archives Of Australia. (2016c). AGLS Metadata Standard. Diambil 22 Februari
2017, dari http://www.agls.gov.au/
National
Information Standards Organization. (2017c). NISO Publishes “Understanding
Metadata” Primer. Diambil 22 Februari 2017, dari
http://www.niso.org/news/pr/view?item_key=163cc4576827006ed5adf7ef3b359416c4d94e15
Riley,
J. (2017). Understanding Metadata. Baltimore: National Information
Standards Organization.
Sutton,
S. A. (1998). Gateway to Educational Materials (GEM): metadata for networked
information discovery and retrieval. Diambil 22 Februari 2017, dari
http://www7.scu.edu.au/1897/com1897.htm
Tani,
A., Candela, L., & Castelli, D. (2013). Dealing with metadata quality: The
legacy of digital library efforts. Information Processing & Management,
49(6), 1194–1205. https://doi.org/10.1016/j.ipm.2013.05.003
Wikipedia.
(2016d). Metadata. Diambil 22 Februari 2017, dari https://id.wikipedia.org/wiki/Metadata
Sip. sudah memberikan pengertian untuk kawan kawan tentang meta data dan standar meta data...
BalasHapusBagus sekali tulisannya Mas Dani, cukup jelas.
BalasHapuswow...bagus sekali mas dani ulasanya sangat membantu menambah pengetahuan kami,trimakasih
BalasHapus