Rabu, 22 Februari 2017

Komparasi Standar Metadata





Koleksi foto digital anda memuat informasi lebih dari sekedar gambar kenangan yang terlihat kasat mata. Kapan foto tersebut diciptakan, nama dan tipe kamera yang digunakan bahkan keaslian foto pun dapat terungkap dengan detil. Informasi tersebut dapat anda temukan dalam metadata yang terdapat dalam foto digital. Standar metadata foto digital yang umumnya dapat dibaca oleh perangkat lunak pengolah gambar adalah  EXchangeable Image File Format (Exif).  

Definisi metadata menurut Wikipedia (2016) adalah informasi terstruktur yang mendeskripsikan, menjelaskan, menemukan, atau setidaknya menjadikan suatu informasi mudah untuk ditemukan kembali, digunakan, atau dikelola.

Mengapa metadata penting dalam pengembangan perpustakaan digital? Menurut Alice Tani et al. (2013) “Metadata is a key element in the digital library domain. Actually, such a kind of data has characterized this domain since the beginning and for a long time it has been – in some cases this is still the case – the sole data digital library and repository systems have been requested to manage since they act as placeholders for real resources. Because of this core role, metadata quality is a characteristic that is directly associated with the digital library value and effectiveness, e.g., if metadata quality is poor so is the discovery of digital library information objects”. Metadata merupakan elemen kunci di dalam domain perpustakaan digital. Karena peran inti tersebut kualitas metadata menentukan karakterisitik yang dihubungkan dengan nilai dan efektifitas perpustakaan digital. Dalam kutipan tersebut diatas dapat dipahami bahwa metadata berperan dalam penelusuran informasi dalam perpustakaan digital.

Saat ini ada 20 standar metadata yang umum digunakan oleh perpustakaan, lembaga kearsipan, museum dan lembaga informasi lainnya.  Standar metadata tersebut antara lain adalah DC (Dublin Core), AACR 2 (Anglo-American Cataloguing Rules), EAD (Encoded Archival Description), TEI (Text Encoded Initiative), METS (Metadata Encoding and Transmission Standard), MODS (Metadata Object Description Schema), LOMS (Learning Object Metadata), AGLS (Australian Government Locator Service), ONIX (ONline Information eXchange), Darwin Core, CDWA Lite (Categories For The Description of Works of Art), CIDOC CRM (Conceptual Reference Model), Copyright Metadata, IPTC Core (International Press Telecommunications Council), MARC 21 (MAchine Readable Cataloging), NISO Metadata (National Information Standards Organization), MCDI (Multimedia Content Description Interface), GILS (Global Information Locator Service), GEM (Gateway to Educational Materials) dan DDI (Data Documentation Initiative).

DC merupakan metadata yang paling umum digunakan yang terdiri dari 15 fields terdiri dari judul, subject, deskripsi, creator, penerbit, contributor, tanggal, jenis, format, identifier, sumber, Bahasa, hubungan, cakupan, hak cipta. DC berkembang mulai Tahun 1995 dalam sebuah pertemuan di Dublin Ohio yang membahas metadata untuk jaringan informasi secara elektronik.

AACR 2 dirancang untuk digunakan dalam pembuatan catalog di perpustakaan. Aturan mencakup deskripsi, dan penyediaan jalur akses untuk semua bahan pustaka yang biasa dikumpulkan pada saat ini. Pada edisi kedua AACR peraturannya didasarkan pada rekonsiliasi teks Inggris dan Amerika Utara pada edisi Tahun 1967. Gaya yang dikembangkan pada umumnya sesuai dengan Chicago Manual of Style dengan ejaan dari Webster’s New International Dictionary.

EAD adalah metadata kosakata utama digunakan dalam komunitas arsip Englishspeaking. Seperti halnya VRA Core, EAD dikembangkan oleh para ahli yaitu Society of American Archivists, dan The Library of Congress hosts EAD’s public documentation. Arsip cenderung berurusan dengan koleksi yang bersifat materi yang sering disebut Fonds, tetapi tidak menggambarkan item fisik atau digital. Sebaliknya, di dalam arsip mendeskripsikan praktik multi-level  yang memahami bahwa sumberdaya koleksi digambarkan secara keseluruhan  kemudian, secara optional, disubkategorikan dengan lebih detil deskripsinya.

TEI adalah adalah bahasa pemrograman markup language yang dapat dibaca mesin dari semua jenis teks termasuk prosa, ayat, teks, transkrip kata yang diucapkan dalam pertunjukan, kamus, dan naskah dan sumber-sumber primer lainnya. TEI merupakan markup language yang luar biasa besar sehingga  tidak dirancang untuk digunakan secara keseluruhan dalam pelaksanaannya.

METS adalah standar untuk pengkodean deskriptif, administrasi, dan struktur metadata mengenai objek dalam perpustakaan digital. METS menggunakan bahasa skema XML dari World Wide Web Consortium. Standar METS dipertahankan dalam Pengembangan Jaringan dan MARC Standards Office of the Library of Congress, dan sedang dikembangkan sebagai sebuah inisiatif dari Digital Library Federation.

MODS adalah Skema XML untuk  minat khusus informasi bibliografi perpustakaan. Elemen dan atributnya berupa tanda berbahasa Inggris, yang dipengaruhi oleh tanda format MARC. MODS mengandung skema yang bisa mewakili sebagian semantik MARC tapi dinilai paling ramah untuk aplikasi berbasis  dan ruang lingkup XML .

LOM adalah model data, biasanya dikodekan dalam XML, digunakan untuk menggambarkan objek pembelajaran dan sumber daya yang sama digital yang digunakan untuk mendukung pembelajaran.

AGLS adalah seperangkat standar metadata yang bersifat deskriptif untuk meningkatkan visibilitas dan ketersediaan sumber daya online. AGLS diterbitkan sebagai standar metadata Australia AS 5044-2010. Tipe 2010 merupakan revisi yang menggantikan AS 5044-2002 AGLS Metadata Element Set dan berganti nama menjadi AGLS Metadata Standard. Versi revisi ini memperhitungkan perubahan yang diperkenalkan oleh Dublin Core Metadata Initiative (DCMI) pada Januari 2008. Hal ini juga membuat perubahan teknis untuk mendukung data terkait dan proyek Semantic Web yang mengakui bahwa internet tidak lagi hanya media untuk mempublikasikan dokumen yang dapat dibaca manusia.

ONIX adalah format metadata tingkat lanut yang umumnya digunakan dalam sector industri e-commerce.  ONIX ditulis dalam bahasa program XML. ONIX terdiri dari tiga format yaitu untuk buku, terbitan berkala, dan lisensi publikasi. Dengan Menggunakan ONIX untuk format dokumen Buku XML, penerbit dapat memberikan metadata rinci tentang produk mereka ke bagi ritel.

Darwin Core merupakan standar metadata yang meliputi daftar istilah, yang biasa disebut sifat, unsur, bidang, kolom, atribut, atau konsep,  bertuuan untuk memudahkan berbagi informasi tentang keanekaragaman hayati dengan menyediakan definisi referensi, contoh dan komentar. Darwin Core didasarkan pada taxa yang didokumentasikan oleh pengamatan, specimen, sampel dan informasi yang terkait. Termasuk dalam Darwin Core adalah dokumen yang menjelaskan bagaimana hal ini dikelola, bagaimana set istilah dapat diperpanjang untuk tujuan baru, dan bagaimana hal ini dapat digunakan.

CDWA adalah adalah seperangkat pedoman standar pedoman metadata untuk deskripsi seni, arsitektur, dan karya budaya lainnya. CDWA juga menyediakan kerangka kerja dimana sistem informasi seni yang ada dapat dipetakan, di mana sistem baru dapat dikembangkan, atau di mana data yang dapat dihubungkan di lingkungan terbuka.

CIDOC CRM memberikan definisi dan struktur formal untuk menggambarkan konsep implisit dan eksplisit dan hubungan yang digunakan dalam dokumentasi warisan budaya. ClDOC CRM ini dimaksudkan untuk mempromosikan pemahaman bersama tentang informasi warisan budaya dengan menyediakan kerangka kerja semantik yang umum dan extensible bahwa setiap informasi warisan budaya dapat dipetakan.

IPTC Photo Metadata adalah adalah standar yang paling banyak digunakan untuk menggambarkan foto, yang telah diterima secara universal di antara kantor berita, fotografer, agensi foto, perpustakaan, museum, dan industri terkait lainnya. Struktur IPTC mendefinisikan sifat metadata yang memungkinkan pengguna untuk menambahkan data yang tepat dan dapat diandalkan tentang gambar.

MARC 21 merupakan Bahasa metadata yang paling banyak digunakan di masyarakat perpustakaan jauh mendahului XML dan RDF. Pertama kali dikembangkan pada Tahun 1968 sebagai proyek percontohan di  Library of Congress yang bereksperimen dengan mendistribusikan informasi pada kartu katalog untuk perpustakaan dalam format yang dapat dibaca oleh mesin. Sejak itu MARC 21 telah mengakar sebagai format metadata yang mendasari katalog perpustakaan online dan jalan bagi perpustakaan untuk saling berbagi satu sama lain.

NISO Metadata merupakan pengembangan dan pemeliharaan standar yang memfasilitasi penciptaan, keberlanutan manajemen, dan pertukaran informasi yang efektif sehingga dapat dipercaya untuk digunakan dalam penelitian dan pembelajaran. Untuk mencapai tujuannya NISO melibatkan perpustakaan, penerbit, agregator informasi, dan organisasi lain yang mendukung pembelajaran, penelitian, dan beasiswa melalui penciptaan, organisasi, manajemen, dan kurasi pengetahuan.

GILS adalah standar terbuka untuk mencari deskripsi informasi dasar. GILS memberikan pengguna cara sederhana untuk menemukan informasi. Deskripsi tersebut dapat dimasukkan ke dalam dokumen Web dengan alat-alat seperti TagGen, yang dihasilkan dari database dengan alat seperti MetaStar dan Microsoft Access; atau diedit oleh catalogers dan hanya disimpan sebagai dokumen.

GEM merupakan pengembangan dan penyebaran seperangkat metadata elemen dan menyertai prosedur penggunaannya. Tujuan Gem adalah mendefinisikan profil metadata semantik yang kaya dan domain-spesifik kosakata perlu dikendalikan dengan deskripsi materi pendidikan di WWW,  mengembangkan sintaks yang solid dan praktik baik yang ditentukan untuk aplikasi dengan menggunakan spesifikasi HTML, mendesain dan menerapkan satu set alat untuk mengambil metadata yang disimpan sebagai tanda meta HTML dan mendorong desain dari sejumlah antarmuka prototipe untuk metadata GEM.

DDI adalah satu set elemen besar standar metadata yang dirancang untuk menggambarkan data dalam sosial, perilaku, dan ilmu ekonomi. DDI terstruktur dengan fitur pada setiap fase penelitian termasuk studi konsepsi, pengumpulan data, analisis, normalisasi, dan pengarsipan data. DDI telah menjadi standar utama dalam disiplin ilmu dan berkembang sebagai komunitas riset, manajemen data, penyebaran dan pengelolaan data penelitian.

Menurut Manggala Anil Hirwade (2011) “The findings revealed that various metadata standards have been designed to serve different purposes like describing text, image, video, manuscripts, etc. For serving these purposes, it consists of different elements having varying status in each metadata standard”. Hirwade mengungkapkan bahwa berbagai standar metadata telah dirancang untuk melayani tujuan yang berbeda seperti menggambarkan teks, gambar, video, manuskrip, dan lain-lain.  Untuk melayani tujuannya ini, metadata terdiri dari unsur-unsur yang berbeda memiliki status yang berbeda-beda di setiap standarnya. Hirwade (2011) telah meneliti 20 standar metadata berdasarkan bahasa yang digunakan untuk encoding, atribut intrinsic metadata yang menggambarkan koleksi, akses dan persyaratan dan ketentuan.

Standar metadadata berdasarkan bahasa yang digunakan untuk encoding
Bahasa pemrograman untuk encoding yang digunakan metadata pada umumnya adalah HTML, XML, SGML, XrML, ODRL dan SMIL. Dari beberapa bahasa tersebut yang paling banyak digunakan adalah XML.

Atribut format metadata yang menggambarkan koleksi (bagian 1)
Atribut metadata mengungkapkan karakteristik elemen metadata. Analisis koleksi atribut menunjukkan bahwa judul dan elemen penulis yang hadir dalam setiap standar. Sementara identifier dan penerbit adalah elemen kedua yang disukai. Sementara yang paling sedikit adalah elemen yang menggunakan relasi, bahasa dan edisi.
 


Atribut format metadata yang menggambarkan koleksi (bagian 2)
 


Atribut metadata yang menggambarkan akses
Mayoritas akses standar metadata yang paling banyak digunakan adalah server port dan date element. 


  
Atribut metadata yang menggambarkan persyaratan dan ketentuan
Atribut ini menggambarkan standar metadata yang mewakili pemegang otoritas yang tepat, kondisi akses (Baik yang berbayar maupun gratis), kondisi yang mengatur reproduksi, bahasa dokumen, dan karakteristik fisik dari dokumen.



Menurut Manggala Anil Hirwade (2011) dari 20 standar metadata yang diteliti telah  ditemukan bahwa DC, AACR2, METS, dan MODS adalah standar metadata yang umum digunakan. MARC 21, GEM dan LOM digunakan untuk menggambarkan materi pendidikan dan pembelajaran benda. TEI dan DDI digunakan untuk menggambarkan objek tekstual. GILS  dan AGLS digunakan dibuat oleh departemen dan lembaga dalam pemerintah. EAD digunakan untuk digunakan untuk menggambarkan arsip dan naskah dan untuk mengkodekan data menggambarkan catatan perusahaan dan makalah pribadi. IPTC menggambarkan foto gambar untuk kantor berita dan berita vendor industri dan NISO MIX untuk gambar diam digital. Setiap standar metadata telah dirancang dengan tujuan yang spesifik misalnya untuk domain tertentu atau proyek tertentu. Hirwade menemukan bahwa Jenis standar metadata yang dipilih tergantung pada jenis dan ukuran dokumen. Pada umumnya penggunaan standar tunggal seringkali menemui kegagalan dalam memenuhi kebutuhan metadata. Kadang-kadang, jika suatu standar telah dipilih kemudian tidak mengandung beberapa elemen yang diperlukan, unsur-unsur tersebut bisa ditempatkan dalam grup yang bersifat opsional untuk memenuhi kebutuhan untuk elemen lainnya. Oleh karenanya penggunaan kombinasi dua atau lebih standar akan mendapatkan hasil yang lebih baik.

Pendapat senada mengenai kombinasi standar metadata diungkapkan oleh Ida Fajar Priyanto (2017), bahwa skema metadata tunggal mungkin tidak dapat memenuhi kebutuhan, tergantung dari jenis koleksi perpustakaan digital. Oleh karenanya kombinasi skema metadata akan mampu memenuhi kebutuhan.  Priyanto  menambahkan  standar metadata yang baik  yaitu memenuhi kebutuhan dan standar masyarakat yang dilayani, mendukung interoperabilitas, ada authority control dan content standards untuk menjelaskan objek, mencantumkan statement of the conditions and terms yang jelas tentang penggunaan objek digital, mendukung manajemen jangka panjang dan kurasi serta preservasi objek.


Demikian komparasi standar metadata yang merupakan jalan untuk penyebarluasan sumber daya koleksi perpustakaan digital kepada khalayak luas di era informasi dewasa ini.


Referensi
American Library Association. (2006). About AACR. Diambil 22 Februari 2017, dari http://www.aacr2.org/about.html
Anil Hirwade, M. (2011). A study of metadata standards. Library Hi Tech News, 28(7), 18–25. https://doi.org/10.1108/07419051111184052
Biodiversity Information Standards. (2015). Darwin Core. Diambil 22 Februari 2016, dari http://rs.tdwg.org/dwc/
F. Priyanto, I. (2017). Metadata Perpustakaan Digital. Dipresentasikan pada Materi Kuliah Perpustakaan Digital Sesi 2, Yogyakarta.
Getty Trust, J. P. (2014). Categories For The Description of Works of Art. Diambil 22 Februari 2017, dari http://www.getty.edu/research/publications/electronic_publications/cdwa/
GILS. (2017a). About - a powerful, new way to find information. Diambil 22 Februari 2017, dari http://www.gils.net/about.html
Hillmann, D. (2005). Using Dublin Core - The Elements. Diambil 22 Februari 2017, dari http://dublincore.org/documents/usageguide/elements.shtml
International Council Of Museums. (2016a). What is the CIDOC CRM. Diambil 22 Februari 2017, dari http://cidoc-crm.org/
International Press Telecommunications Council. (2017b). IPTC Photo Metadata Standard. Diambil 22 Februari 2017, dari https://iptc.org/standards/photo-metadata/iptc-standard/
Library of Congress. (2016b). METS Metadata Encoding & Transmission Standard. Diambil 22 Februari 2017, dari http://www.loc.gov/standards/mets/
National Archives Of Australia. (2016c). AGLS Metadata Standard. Diambil 22 Februari 2017, dari http://www.agls.gov.au/
National Information Standards Organization. (2017c). NISO Publishes “Understanding Metadata” Primer. Diambil 22 Februari 2017, dari http://www.niso.org/news/pr/view?item_key=163cc4576827006ed5adf7ef3b359416c4d94e15
Riley, J. (2017). Understanding Metadata. Baltimore: National Information Standards Organization.
Sutton, S. A. (1998). Gateway to Educational Materials (GEM): metadata for networked information discovery and retrieval. Diambil 22 Februari 2017, dari http://www7.scu.edu.au/1897/com1897.htm
Tani, A., Candela, L., & Castelli, D. (2013). Dealing with metadata quality: The legacy of digital library efforts. Information Processing & Management, 49(6), 1194–1205. https://doi.org/10.1016/j.ipm.2013.05.003
Wikipedia. (2016d). Metadata. Diambil 22 Februari 2017, dari https://id.wikipedia.org/wiki/Metadata


 

3 komentar:

  1. Sip. sudah memberikan pengertian untuk kawan kawan tentang meta data dan standar meta data...

    BalasHapus
  2. Bagus sekali tulisannya Mas Dani, cukup jelas.

    BalasHapus
  3. wow...bagus sekali mas dani ulasanya sangat membantu menambah pengetahuan kami,trimakasih

    BalasHapus