Rabu, 31 Agustus 2016

Apresiasi Musik Oleh Generasi Z


Penulis masih ingat pada Tahun 1990, ketika musik beraliran Thrash Metal sedang dalam masa kejayaannya, untuk dapat mendengarkan setiap karya grup musik Metallica harus membeli/ meminjam kasetnya terlebih dahulu. Untuk dapat menikmati alunan lagu-lagu dalam kaset tersebut, alat yang digunakan yaitu cassette player, biasanya berupa tape compo. Lagu-lagu dalam kaset dapat disalin dengan menggunakan fasilitas recorder pada cassette player, tentunya karena masih dalam format pita yang analog kualitas Salinan tidak akan sebaik aslinya. Informasi dan kabar terbaru dari musisi favorit biasanya diperoleh dengan mengandalkan media televisi dan surat kabar. Untuk bisa menyimak penampilan live musik, penulis harus datang ke tempat konser berlangsung.
        Dua dekade setelahnya perkembangan era globalisasi merubah industri musik secara signifikan termasuk didalamnya pendengar musik. Generasi remaja sekarang, misalnya fans grup musik maroon 5, bila ingin mendengarkan lagu terbaru cukup dengan beberapa klik dalam aplikasi itunes dan youtube. Hasil karya musik terbaru Maroon 5 pun bisa langsung dinikmati dengan kemasan menarik tanpa harus membeli keseluruhan lagu dalam satu album. Setiap penampilan konser pun dapat disimak melalui fitur streaming, tidak perlu antri dan berdesakan. Apabila ada komentar, saran dan kritik mereka cukup menuliskan pada kolom yang tertera. Tidak membutuhkan waktu yang lama untuk sang musisi meresponnya dari belahan dunia yang berbeda. Salah satu aspek yang membedakan apresiasi musik pada dekade 90-an dibandingkan dengan sekarang yaitu ada perbedaan karakteristik generasi sebagai dampak dampak globalisasi. 



         Remaja generasi sekarang yang lahir mulai tahun 1995-2000 dikenal dengan generasi Z, generasi digital yang gandrung dan mahir menggunakan teknologi informasi tidak terlepas dari apa yang dikenal dengan istilah budaya menggunakan internet. Menurut Ida F Priyanto (2016) ciri budaya internet yaitu:  
  1.  Kita hidup dalam budaya Internet (Internet culture)
  2. Ekspresi budaya semakin lama dibentuk oleh teknologi informasi (termasuk digital technologies)
  3. Komunikasi online, interaktif, dan fleksibel tidak hanya berpengaruh pada budaya, tetapi juga dalam berbagai aspek kehidupan
        Generasi Z hidup dengan mengintegrasikan penggunaan internet untuk berbagai hal. Berbagai ekspresi yang pada awalnya berbentuk komunikasi verbal telah berkembang secara digital menjadi gambaran visual yang menarik. komunikasi dalam jejaring sosial tidak hanya berpengarauh pada budaya tetapi dalam berbagai aktivitas sehari-hari.
        Sebelum menggambarkan apresiasi musik oleh generasi Z, sebelumnya perlu didefinisikan makna apresiasi. Apresiasi menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) adalah kesadaran terhadap nilai seni dan budaya; penilaian (penghargaan) terhadap sesuatu; kenaikan nilai barang karena harga pasarnya naik atau permintaan akan barang itu bertambah. Jadi apresiasi musik dapat dimaknai kesadaran terhadap nilai seni dan budaya dalam hal ini yaitu seni musik yang dilakukan antara lain dengan dengan cara mendengarkan dan menilai karya musik.
          Generasi Z merupakan kelanjutan dari perkembangan generasi sebelumnya yaitu Builders, Boomers, Generasi X, dan Generasi Y. Untuk lebih jelasnya mari kita simak penjelasan McCrindle (2014) mengenai karakteristik pada setiap generasi yaitu:
  1. Builders; Generasi senior yang lahir antara 1925 dan 1945. Pengaruh peperangan cukup menekan generasi builders. Salah satu dampak yang terlihat adalah banyaknya kematian akibat perang. Public figure dalam industry hiburan pada generasi builders antara lain yaitu  Billie Holiday, Louis Armstrong, dan lain-lain.
  2. Boomers; Akhir perang dunia II adalah awal lahirnya generasi boomer, ada peningkatan harapan hidup dan kebutuhan tenaga kerja yang bertambah. Generasi ini umumnya dikenal dengan generasi lama yang sarat pengalaman hidup. Public figure dalam industri hiburan pada generasi Boomers antara lain adalah Elvis Presley, dan The Beatles, Black Sabbath, Led Zeppelin, dan sebagainya.
  3. Generation X; lahir antara Tahun 1965 dan 1979. Generasi X menikmati masa muda ditahun 1980-1990. Selanjutnya masa dewasa generasi X berlangsung sampai dengan peristiwa tragedy 11 september, selanjutnya masuk fase dewasa. Generasi ini ditandai dengan lahirnya generasi awal personal komputer, video games dan media televisi. Tren gaya hidup generasi X yang populer yaitu hippies atau dikenal dengan generasi bunga.   Public figure dalam industri hiburan pada generasi X adalah, Bee Gees, Bob Dylan, The Police, dll
  4. Generation Y; generasi ini lahir antara tahun 1980 dan 1994. Dikenal dengan istilah generasi milenial dan dot.com. generasi ini mulai menggunakan teknologi pesan instan melalui sms. Games online mulai dikenal pada masa generasi Y.  Public figure dalam industri hiburan pada generasi ini adalah Spice Girls, Nirvana, Pearl Jam.
  5. Generation Z; Lahir antara tahun 1995 dan 2010. Globalisasi dan era informasi mempunyai pengaruh yang besar dalam keseharian generasi Z  mereka mampu mengaplikasikan kegiatan secara multitasking dengan menggunakan teknlogi informasi. Public figure dalam industry hiburan pada generasi Z antara lain One Direction, Amy Winehouse, dll 


McCrindle (2014) menguraikan deskripsi karakteristik Generasi Z sebagai berikut yaitu:
  1. Demographically changed; aspek pertumbuhan penduduk lebih dinamis termasuk didalamnya perkembangan keterampilan bekerja di berbagai lapisan pekerja yang meningkatkan produktivitas. Implikasinya yaitu kesempatan kerja dan mendapatkan penghasilan tambahan terbuka lebar.
  2. Generationally defined; generasi z dianugerahi perkembangan teknologi informasi yang pesat, tingkat pendidikan yang tinggi, dan terkoneksi secara global melalui jejaring media sosial.
  3. Digital integrators; penggunaan teknologi sudah tertanam dalam setiap aspek gaya hidup. Aktifitas dalam pekerjaan sehari-hari sudah memanfaatkan teknologi untuk efiesiensi dan efektifitas misalnya dalam transaksi perdagangan. Pemanfaatan search engine dan media sosial untuk menunjang aktivitas mengalami peningkatan yang signifikan.
  4. Globally focused; globalisasi dalam generasi Z mencakup semua aspek kehidupan mulai dari budaya, mode, makanan, hiburan, tren, komunikasi bahkan luapan ekspresi melalui meme berlaku viral dengan cepat dalam jejaring internet.
  5. Visually engaged; informasi yang diproduksi dan beredar pada generasi Z berupa visualisasi dalam berbagai format misalnya video. Sekalipun informasi yang terkandung didalamnya berupa tulisan ilmiah, generasi Z mampu menyajikan dengan baik kedalam audio visual, logo, dan merk. Komunikasi antar negara bahkan budaya dapat dilakukan dengan lugas melalui gambar, symbol, warna dan aspek visual lainnya.
  6. Educationally reformed; edukasi pada generasi Z berlangsung dengan lebih cepat dengan tingkat pendidikan yang lebih tinggi dibandingkan generasi sebelumnya. Perbandingannya pada generasi X yang lulus perguruan tinggi 1 berbanding 4 orang, generasi Y 1 berbanding 3 orang, sementara generasi Z 1 berbanding 2 orang. Perubahan tidak hanya pada siswa tetapi penyelenggara pendidikan menjadi lebih adaptif, aksi nyata dan lingkungan pendidikan yang lebih interaktif.
  7. Socially defined; era globalisasi membuat jejaring sosial generasi z meluas tanpa batas ruang dan waktu. Pergaulan generasi Z tidak hanya dengan sesamanya, juga dengan generasi yang lebih tua yaitu X dan Y dari berbagai belahan negara dengan latar budaya yang berbeda-beda satu dengan lainnya.


Penulis akan mencoba mendeskripsikan apresiasi musik oleh generasi Z berdasarkan karakteristiknya sebagai berikut:
  1.  Apresiasi generasi Z terhadap industri musik berlangsung interaktif. Salah satunya melalui fitur komentar pada jejaring sosial. Saran, masukan dan kritik membuat industri musik tumbuh dinamis. Contohnya dukungan fans secara viral terhadap grup musik Mocca membuatnya berkembang tidak hanya di Indonesia, juga di mancanegara.
  2. Pemanfaatan teknologi informasi dengan optimal dan beradaptasi dengan setiap tahap perkembangnnya. Pemasaran hasil karya yang dulu melalui toko kaset sekarang menggunakan e-commerce yang efektif. Generasi Z pun menikmati musik menggunakan gadget dimana saja dan kapan pun secara multitasking. Menyaksikan remaja menelusur informasi di perpustakaan sambil mendengarkan musik favorit melalui headset bukan lagi pemandangan yang langka.
  3. Proses behind the scene pembuatan lagu, promo single dan video klip melalui youtube efektif menjangkau target audiens. Streaming telah mempermudah musisi untuk berkarya dan penggemar untuk menikmati hasilnya. Penggemar tidak perlu berdesakan ke arena konser untuk menikmati musik favorit. Cukup duduk manis di rumah sambil minum teh hangat, aksi atraktif Miley Cyrus dapat ditonton dengan nyaman.
  4. Hasil karya musik dan kabar terbaru penyanyi favorit dengan cepat menjadi viral di dunia maya. Karya-karya musisi Jason Mraz, dan Maroon 5 tidak membutuhkan waktu lama untuk dinikmati penggemarnya di Bantul.
  5. Kemasan album musik tidak hanya berisi lagu, juga informasi lain berupa merchandise seperti kaos, mug, dan dvd video berisi perjalanan karier musisi favorit. Bukan perkara sulit bagi generasi Z untuk Mengemas dalam visual yang menarik dengan memanfaatkan media pendistribusian yang belum terpikirkan sebelumnya, misalnya melalui jaringan toko waralaba.
  6. Musisi dan penggemarnya mempunyai tingkat pendidikan yang semakin tinggi sehingga interaktivitas antara keduanya menjadi lebih kentara. Misalnya diskusi musisi degan fans dalam ide-ide komposisi musik dan rangkaian roadshow sudah lumrah. Kemasan roadshow musik yang dikaitkan dengan isu-isu seputar pemanasan global dalam soundrenaline, gaya hidup ramah lingkungan dalam setiap perhelatan Woodstock, menjadi salah satu penanda peningkatan kualitas edukasi.
  7. Jejaring sosial dalam industri musik bertambah kompleks. Karakteristik generasi Z yang memiliki kecenderungan menyebarkan informasi dengan cepat dapat kita amati pada komunitas penggemar musik K-pop ada di berbagai negara. Walaupun dengan latar belakang budaya yang berbeda-beda, ada persamaan apresiasi dan pemahaman mereka mengenai musik favoritnya. Ada persamaan pandangan ketika mereka mengapresiasi musik K-pop. Hal-hal baru mengenai gaya berdandan, konser, jumpa fans dan promosi merchandise beredar dengan cepat di jejaring sosial.
Demikian industri musik diapresiasi oleh generasi Z, generasi techno savvy yang terkoneksi dalam jejaring sosial secara global.


DAFTAR PUSTAKA  


McCrindle, Mark. 2014. The ABC of XYZ. Bella Vista: McCrindle Research.

Priyanto, Ida Fajar. 2016.  Culture, Knowledge and Social Informatics, Materi Kuliah Isu-isu Kontemporer Informasi. Yogyakarta: Program Studi Kajian Budaya dan Media Minat Studi Manajemen Informasi dan Perpustakaan UGM

Kamus Besar Bahasa Indonesia. 2016. Kamus Besar Bahasa Indonesia Dalam Jaringan (Online). (http://kbbi.web.id/apresiasi.  Diakses 31 Agustus 2016)

4muda. 2015. Mengenal Generasi X, Y, dan Z Sebagai Generasi Dominan Masa Kini (Online). (http://4muda.com/mengenal-generasi-x-y-dan-z-sebagai-generasi-dominan-masa-kini/. Diakses 31 Agustus 2016)

Goenawan, Muhammad Alif.  2016. Tren Streaming Musik Pincut Amazon Bikin Aplikasi (Online). (

Bohang, Fatimah Kartini. 2016. YouTube Hadirkan Video "Live Streaming" 360 Derajat (online). (http://tekno.kompas.com/read/2016/04/19/09153257/YouTube.Hadirkan.Video.Live.Streaming.360.Derajat. Diakses 31 Agustus 2016)

 

11 komentar:

  1. kren mas dani tulisanya sangat inspiratif disertai dengan contohnya yang menarik,,

    BalasHapus
    Balasan
    1. Terima kasih Mba Tiwi,
      Topik-topik dalam mata kuliahnya juga menarik jadi banyak hal yang dapat dibahas terkait informasi :)

      Hapus
  2. yang menarik adalah ketersediaan musik musik lama seperti Deep Purple, Eagles, Pink Floyd, atau penyanyi penyanyi lama yang dihadirkan dalam dunia digital. Model ini mencoba menarik generasi X dan sebelumnya untuk ikut bergabung dalam dunia digital melalui musik. Perlu ada kajian lebih lanjut apakah generasi lama tetap menggunakan pemutar musik lama atau beralih ke digital.

    BalasHapus
    Balasan
    1. iya benar Pak Ida, banyak grup musik lawas yang legendaris seperti Deep Purple, Eagles, & Pink Floyd mendapatkan rilis ulang & re-master untuk karya-karya mereka dalam format digital dalam itunes.
      Pada saat bersamaan banyak grup musik generasi Y & Z populer yang merilis ulang albumnya dalam format vinyl dalam kemasan boxset yang menarik. menurut musisi tersebut kualitas vinyl sampai sekarang masih belum tergantikan kualitas suaranya oleh format digital. juga fans bisa dimanjakan dengan ukuran visual cover album yang lebih besar dalam kemasan vinyl dibanding CD.
      Jadi memang ada fenomena menarik generasi X untuk bergabung dengan dunia digital dan pada saat bersamaan generasi digital "diajak kembali" menikmati kualitas audio yang lebih "eksotis" ala generasi X. saya akan coba menelusuri apakah generasi X ikut beralih ke format digital. Terima kasih komentarnya Pak Ida, salam :)

      Hapus
  3. wah asik bahasnya.. ni komen sambil dengerin lagu "its now or never" nya elvis presley, mungkin kajian juga bisa melihat dari segi lain, seperti selera musik seseorang, klo aku lebih suka musik2 jadul dan lagu kroncong, lebih memanjakan telinga. klo di kosan sering diece tua sama anak2..

    BalasHapus
    Balasan
    1. Terima kasih Mas Verry, wow rock n roll klasik juga keren mas, tadinya sy kira musik favoritmu rock ala generasi z mas kan e-mailnya guitar heroes :D
      Saya nulis artikelnya sambil dengerin "Hardwired" single terbaru Metallica, band 80an yang masih bertahan di zaman generasi Z sekarang hehe

      Hapus
  4. kemasannya selalu aplikatif...keren pak,sy jg sebenere gemes pgn bhs perilaku pr content creator yutub,mrk itu slalu aware dg fenomena sekitar shingga apapun bs djadiin bahan postingan
    Trm ksh untuk info seputar perkembangan dan karakter tiap generasi dr masa ke masa

    BalasHapus
    Balasan
    1. Terima kasih Mba Fida :)
      karakteristik setiap generasi memang menarik untuk dibahas, khususnya generasi z yang aware dengan teknologi informasi mempunyai lebih banyak kemudahan akses terhadap berbagai hal ya

      Hapus
  5. Tulisan Pak Dani selalu memiliki daya tarik untuk dibaca :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Terima kasih Mba Rizka, topik mata kuliahnya juga memang menarik makna informasi lebih luas :)

      Hapus
  6. menarik banget pak,kebetulan saya sedang meniliti generasi y apakah mereka mengikuti trend digital dalam menggunakan aplikasi musik berbayar(spotify,joox dll) ketika mereka mendengarkan musik atau mereka tetap dengan gaya era mereka ( mp3,cd atau kaset)

    BalasHapus