Penulis masih ingat pada
Tahun 1990, ketika musik beraliran Thrash
Metal sedang dalam masa kejayaannya, untuk dapat mendengarkan setiap karya
grup musik Metallica harus membeli/
meminjam kasetnya terlebih dahulu. Untuk dapat menikmati alunan lagu-lagu dalam
kaset tersebut, alat yang digunakan yaitu cassette
player, biasanya berupa tape compo.
Lagu-lagu dalam kaset dapat disalin dengan menggunakan fasilitas recorder pada
cassette player, tentunya karena masih dalam format pita yang analog kualitas Salinan
tidak akan sebaik aslinya. Informasi dan kabar terbaru dari musisi favorit
biasanya diperoleh dengan mengandalkan media televisi dan surat kabar. Untuk
bisa menyimak penampilan live musik, penulis harus datang ke tempat konser
berlangsung.
Dua dekade setelahnya perkembangan
era globalisasi merubah industri musik secara signifikan termasuk didalamnya
pendengar musik. Generasi remaja sekarang, misalnya fans grup musik maroon 5,
bila ingin mendengarkan lagu terbaru cukup dengan beberapa klik dalam aplikasi
itunes dan youtube. Hasil karya musik terbaru Maroon 5 pun bisa langsung
dinikmati dengan kemasan menarik tanpa harus membeli keseluruhan lagu dalam
satu album. Setiap penampilan konser pun dapat disimak melalui fitur streaming, tidak perlu antri dan
berdesakan. Apabila ada komentar, saran dan kritik mereka cukup menuliskan pada
kolom yang tertera. Tidak membutuhkan waktu yang lama untuk sang musisi
meresponnya dari belahan dunia yang berbeda. Salah satu aspek yang membedakan
apresiasi musik pada dekade 90-an dibandingkan dengan sekarang yaitu ada
perbedaan karakteristik generasi sebagai dampak dampak globalisasi.
Remaja generasi sekarang yang lahir mulai tahun 1995-2000 dikenal dengan generasi Z, generasi digital yang gandrung dan mahir menggunakan teknologi informasi tidak terlepas dari apa yang dikenal dengan istilah budaya menggunakan internet. Menurut Ida F Priyanto (2016) ciri budaya internet yaitu:
Remaja generasi sekarang yang lahir mulai tahun 1995-2000 dikenal dengan generasi Z, generasi digital yang gandrung dan mahir menggunakan teknologi informasi tidak terlepas dari apa yang dikenal dengan istilah budaya menggunakan internet. Menurut Ida F Priyanto (2016) ciri budaya internet yaitu:
- Kita hidup dalam budaya Internet (Internet culture)
- Ekspresi budaya semakin lama dibentuk oleh teknologi informasi (termasuk digital technologies)
- Komunikasi online, interaktif, dan fleksibel tidak hanya berpengaruh pada budaya, tetapi juga dalam berbagai aspek kehidupan
Sebelum menggambarkan apresiasi musik oleh generasi
Z, sebelumnya perlu didefinisikan makna apresiasi. Apresiasi menurut Kamus
Besar Bahasa Indonesia (KBBI) adalah kesadaran terhadap nilai seni dan budaya; penilaian
(penghargaan) terhadap sesuatu; kenaikan nilai barang karena harga pasarnya
naik atau permintaan akan barang itu bertambah. Jadi apresiasi musik dapat dimaknai kesadaran terhadap nilai seni dan budaya dalam hal ini yaitu seni musik yang dilakukan antara lain dengan dengan cara mendengarkan dan menilai karya musik.
Generasi Z merupakan
kelanjutan dari perkembangan generasi sebelumnya yaitu Builders, Boomers,
Generasi X, dan Generasi Y. Untuk lebih jelasnya mari kita simak penjelasan McCrindle
(2014) mengenai karakteristik pada setiap generasi yaitu:
- Builders; Generasi senior yang lahir antara 1925 dan 1945. Pengaruh peperangan cukup menekan generasi builders. Salah satu dampak yang terlihat adalah banyaknya kematian akibat perang. Public figure dalam industry hiburan pada generasi builders antara lain yaitu Billie Holiday, Louis Armstrong, dan lain-lain.
- Boomers; Akhir perang dunia II adalah awal lahirnya generasi boomer, ada peningkatan harapan hidup dan kebutuhan tenaga kerja yang bertambah. Generasi ini umumnya dikenal dengan generasi lama yang sarat pengalaman hidup. Public figure dalam industri hiburan pada generasi Boomers antara lain adalah Elvis Presley, dan The Beatles, Black Sabbath, Led Zeppelin, dan sebagainya.
- Generation X; lahir antara Tahun 1965 dan 1979. Generasi X menikmati masa muda ditahun 1980-1990. Selanjutnya masa dewasa generasi X berlangsung sampai dengan peristiwa tragedy 11 september, selanjutnya masuk fase dewasa. Generasi ini ditandai dengan lahirnya generasi awal personal komputer, video games dan media televisi. Tren gaya hidup generasi X yang populer yaitu hippies atau dikenal dengan generasi bunga. Public figure dalam industri hiburan pada generasi X adalah, Bee Gees, Bob Dylan, The Police, dll
- Generation Y; generasi ini lahir antara tahun 1980 dan 1994. Dikenal dengan istilah generasi milenial dan dot.com. generasi ini mulai menggunakan teknologi pesan instan melalui sms. Games online mulai dikenal pada masa generasi Y. Public figure dalam industri hiburan pada generasi ini adalah Spice Girls, Nirvana, Pearl Jam.
- Generation Z; Lahir antara tahun 1995 dan 2010. Globalisasi dan era informasi mempunyai pengaruh yang besar dalam keseharian generasi Z mereka mampu mengaplikasikan kegiatan secara multitasking dengan menggunakan teknlogi informasi. Public figure dalam industry hiburan pada generasi Z antara lain One Direction, Amy Winehouse, dll
McCrindle
(2014) menguraikan deskripsi karakteristik Generasi Z sebagai berikut yaitu:
- Demographically changed; aspek pertumbuhan penduduk lebih dinamis termasuk didalamnya perkembangan keterampilan bekerja di berbagai lapisan pekerja yang meningkatkan produktivitas. Implikasinya yaitu kesempatan kerja dan mendapatkan penghasilan tambahan terbuka lebar.
- Generationally defined; generasi z dianugerahi perkembangan teknologi informasi yang pesat, tingkat pendidikan yang tinggi, dan terkoneksi secara global melalui jejaring media sosial.
- Digital integrators; penggunaan teknologi sudah tertanam dalam setiap aspek gaya hidup. Aktifitas dalam pekerjaan sehari-hari sudah memanfaatkan teknologi untuk efiesiensi dan efektifitas misalnya dalam transaksi perdagangan. Pemanfaatan search engine dan media sosial untuk menunjang aktivitas mengalami peningkatan yang signifikan.
- Globally focused; globalisasi dalam generasi Z mencakup semua aspek kehidupan mulai dari budaya, mode, makanan, hiburan, tren, komunikasi bahkan luapan ekspresi melalui meme berlaku viral dengan cepat dalam jejaring internet.
- Visually engaged; informasi yang diproduksi dan beredar pada generasi Z berupa visualisasi dalam berbagai format misalnya video. Sekalipun informasi yang terkandung didalamnya berupa tulisan ilmiah, generasi Z mampu menyajikan dengan baik kedalam audio visual, logo, dan merk. Komunikasi antar negara bahkan budaya dapat dilakukan dengan lugas melalui gambar, symbol, warna dan aspek visual lainnya.
- Educationally reformed; edukasi pada generasi Z berlangsung dengan lebih cepat dengan tingkat pendidikan yang lebih tinggi dibandingkan generasi sebelumnya. Perbandingannya pada generasi X yang lulus perguruan tinggi 1 berbanding 4 orang, generasi Y 1 berbanding 3 orang, sementara generasi Z 1 berbanding 2 orang. Perubahan tidak hanya pada siswa tetapi penyelenggara pendidikan menjadi lebih adaptif, aksi nyata dan lingkungan pendidikan yang lebih interaktif.
- Socially defined; era globalisasi membuat jejaring sosial generasi z meluas tanpa batas ruang dan waktu. Pergaulan generasi Z tidak hanya dengan sesamanya, juga dengan generasi yang lebih tua yaitu X dan Y dari berbagai belahan negara dengan latar budaya yang berbeda-beda satu dengan lainnya.
Penulis akan mencoba mendeskripsikan apresiasi
musik oleh generasi Z berdasarkan karakteristiknya sebagai berikut:
- Apresiasi generasi Z terhadap industri musik berlangsung interaktif. Salah satunya melalui fitur komentar pada jejaring sosial. Saran, masukan dan kritik membuat industri musik tumbuh dinamis. Contohnya dukungan fans secara viral terhadap grup musik Mocca membuatnya berkembang tidak hanya di Indonesia, juga di mancanegara.
- Pemanfaatan teknologi informasi dengan optimal dan beradaptasi dengan setiap tahap perkembangnnya. Pemasaran hasil karya yang dulu melalui toko kaset sekarang menggunakan e-commerce yang efektif. Generasi Z pun menikmati musik menggunakan gadget dimana saja dan kapan pun secara multitasking. Menyaksikan remaja menelusur informasi di perpustakaan sambil mendengarkan musik favorit melalui headset bukan lagi pemandangan yang langka.
- Proses behind the scene pembuatan lagu, promo single dan video klip melalui youtube efektif menjangkau target audiens. Streaming telah mempermudah musisi untuk berkarya dan penggemar untuk menikmati hasilnya. Penggemar tidak perlu berdesakan ke arena konser untuk menikmati musik favorit. Cukup duduk manis di rumah sambil minum teh hangat, aksi atraktif Miley Cyrus dapat ditonton dengan nyaman.
- Hasil karya musik dan kabar terbaru penyanyi favorit dengan cepat menjadi viral di dunia maya. Karya-karya musisi Jason Mraz, dan Maroon 5 tidak membutuhkan waktu lama untuk dinikmati penggemarnya di Bantul.
- Kemasan album musik tidak hanya berisi lagu, juga informasi lain berupa merchandise seperti kaos, mug, dan dvd video berisi perjalanan karier musisi favorit. Bukan perkara sulit bagi generasi Z untuk Mengemas dalam visual yang menarik dengan memanfaatkan media pendistribusian yang belum terpikirkan sebelumnya, misalnya melalui jaringan toko waralaba.
- Musisi dan penggemarnya mempunyai tingkat pendidikan yang semakin tinggi sehingga interaktivitas antara keduanya menjadi lebih kentara. Misalnya diskusi musisi degan fans dalam ide-ide komposisi musik dan rangkaian roadshow sudah lumrah. Kemasan roadshow musik yang dikaitkan dengan isu-isu seputar pemanasan global dalam soundrenaline, gaya hidup ramah lingkungan dalam setiap perhelatan Woodstock, menjadi salah satu penanda peningkatan kualitas edukasi.
- Jejaring sosial dalam industri musik bertambah kompleks. Karakteristik generasi Z yang memiliki kecenderungan menyebarkan informasi dengan cepat dapat kita amati pada komunitas penggemar musik K-pop ada di berbagai negara. Walaupun dengan latar belakang budaya yang berbeda-beda, ada persamaan apresiasi dan pemahaman mereka mengenai musik favoritnya. Ada persamaan pandangan ketika mereka mengapresiasi musik K-pop. Hal-hal baru mengenai gaya berdandan, konser, jumpa fans dan promosi merchandise beredar dengan cepat di jejaring sosial.
Demikian industri musik diapresiasi oleh
generasi Z, generasi techno savvy
yang terkoneksi dalam jejaring sosial secara global.
DAFTAR PUSTAKA
McCrindle, Mark. 2014. The ABC of XYZ. Bella Vista: McCrindle Research.
Priyanto, Ida Fajar. 2016. Culture, Knowledge and Social Informatics, Materi Kuliah Isu-isu Kontemporer Informasi. Yogyakarta: Program Studi Kajian Budaya dan Media Minat Studi Manajemen Informasi dan Perpustakaan UGM
Kamus Besar Bahasa Indonesia. 2016. Kamus Besar Bahasa Indonesia Dalam Jaringan (Online). (http://kbbi.web.id/apresiasi. Diakses 31 Agustus 2016)
4muda. 2015. Mengenal Generasi X, Y, dan Z Sebagai
Generasi Dominan Masa Kini (Online). (http://4muda.com/mengenal-generasi-x-y-dan-z-sebagai-generasi-dominan-masa-kini/.
Diakses 31 Agustus 2016)
Goenawan, Muhammad Alif. 2016. Tren
Streaming Musik Pincut Amazon Bikin Aplikasi (Online). (
http://inet.detik.com/read/2016/06/12/135305/3231232/398/tren-streaming-musik-pincut-amazon-bikin-aplikasi.
Diakses 31 Agustus 2016)